Saturday, March 31, 2018

Kebocoran data Facebook & aturan ketatnya bikin majalah Playboy putuskan hapus akun

Kebocoran data Facebook & aturan ketatnya bikin majalah Playboy putuskan hapus akun




Merdeka.com - Kontroversi yang ditimbulkan kebocoran data Facebook masih menyisakan kepanikan dunia. Pasalnya jejaring sosial itu digunakan untuk menyadap, mencuri, dan memanfaatkan data para penggunanya untuk tujuan ilegal. Apalagi data-data ini sempat dijual untuk kampanye politik Donald Trump.

Masyarakat USA dan negara barat lainnya langsung bereaksi atas skandal kebocoran data Facebook ini. Rasa tak percaya atas jaminan data privat pun memuncak. Banyak pengguna facebook yang memutuskan meninggalkan platform sosial media ini.

Meskipun saat ini facebook adalah perusahaan teknologi terbesar, kemarahan netizen tak terbendung. Terbukti dengan merebaknya tagar kampanye #DeleteFacebook dan diikuti merosotnya saham facebook dalam 10 hari ini.

Mark Zuckerberg sendiri telah menyampaikan penyesalannya secara pribadi. Namun hingga saat ini tak ada pernyataan resmi oleh facebook dilevel perusahaan.

Telah banyak netizen yang merasa resah atas skandal ini. Mereka pun menghapus facebooknya demi menjaga privasi digital mereka. Tren ini diikuti oleh pesohor Elon Musk, yang menghapus akun bisnis Tesla di facebook.

Hal ini juga diikuti oleh Majalah Playboy internasional yang menghapus akun mereka Rabu (28/03). Cooper Hefner anak pemilik Playboy, alm Hugh Hefner, memutuskan hal ini karena merasa resah aturan facebook dan keselamatan datanya.

"Aturan konten Facebook sebenarnya berkontradiksi dengan aturan perusahaan kami. Selama ini kami telah mencoba menyuarakan aspirasi kami kepada platform ini, untuk dapat lebih ekspresif secara seksual. Menimbang skandal terbaru facebook pada pemilihan presiden Amerika, ini menunjukkan konsern kami atas keselamatan serta privasi data pengguna layanan kami. Terdapat lebih dari 25 juta penggemar Playboy di facebook. Hal ini membuat kami yakin saatnya meninggalkan sosial media ini," tulis Cooper Hefner.

Perlu diingat, Mark Zuckerberg tak hanya memiliki Facebook. Perusahaan teknologi miliknya juga meliputi WhatsApp dan Instagram. Walaupun saat ini data yang diincar dari pengguna Amerika dan sekitarnya, bukan tak mungkin privasi kita akan terancam.

Untuk perusahaan yang telah survive sejak 2007 seperti facebook, tak dapat menjaga data penggunanya adalah sangat fatal. Bukan tak mungkin aktivitas digital kita saat ini sebenarnya juga sedang diintai 'mata' tak terlihat. KLovers tidak bisa memasrahkan keselamatan data kepada pihak penyedia layanan digital.

Bahkan Mark Zuckerberg dan istrinya tak mengunggah banyak privasi ke dalam akun sosial media mereka. Tampaknya mereka paham betul akan pentingnya memproteksi data pribadi. Mungkin kita juga harus melakukan hal yang sama. Bukan tidak mungkin data kita yang dimiliki pihak lain disalahgunakan. Akibatnya pun bisa membahayakan kita sendiri.




Dapatkan Banyak Bonus dari Kami :
+Bonus Cashback 0,3% Dari Nilai Turnover*
+Bonus Referral 20% Seumur Hidup*
+Bonus Deposit Rp.5.000,- Setiap Melakukan Deposit Rp.25.000,- 
(Sesuai Dengan Syarat Dan Ketentuan Yang Berlaku)

Jadi tunggu apa lagi ? Daftar kan Diri Anda di Masterpoker99

0 comments:

Post a Comment